Tuesday 18 October 2016

Cara Bersyukur Sederhana

Hari-hari selalu kita lalui dengan cerita yang tidak sama dengan hari kemarin.

Ada saja keadaan dimana hati memerlukan kesejukan seluas antartika dalam dekapan ingat akan nikmat yang lain.

Secuil hari pasti akan pernah dialami seperti apa yang tersirat di diriku saat ini.

Saat itu adalah....

Maghrib tiba, azan berkumandang dan seperti biasa, abunya waffa bersiap untuk pergi. Seperti biasa pula, waffa bergegas mengekor dengan peci hitam di ubun-ubunnya.

Selesai maghrib nanti, ada takziah selang tiga rumah. Dan karena faktor kurang sehat, maka dari pagi tadi abunya waffa mengambil posisi istirahat, yah… hari ini santai, hari minggu.

Pintu yang tadinya terkunci sudah menganga. Sambil terus membawa pengepel lantai menari bersamaku,dengan santai aku tanyakan mana waffanya!

Respon bingungpun hadir, “ha.. waffa, tinggal di mesjid!” Jawabnya bingung.

Aku melongo diam, pel segera berhenti bekerja dan gagangnya diam seketika.
Hatiku bergerak dinamis dengan kecepatan konstan, hanya doa kesabaran dan perlindungan dari kaum yang zalim terlafazkan tiada jeda.

Tak lama pintu terbuka lagi, waffa berjalan cepat kearahku sambil bersedih.” Ummi, tadi waffa ditinggal di mesjid, waffa sendiri, lalu waffa nangis.” Lapornya sesudah mendarat dalam dekapan pelukku.

“Makanya waffa besok lihat kereta Abu ya, jadi masih bisa lihat sekitar nya dan tau, apa abu masih di situ atau udah pergi.” Kataku dengan lidah yang sebenarnya hampir terbujur lesu.

Hatiku terus kubawa berlari, mengejar tingginya asma ilahi, berusaha untuk terus mengimbanginya dalam aliran darah nadi.

Karena, hanya keseimbangan gerak yang menjaga tidak tergulingnya hati itu.
Alhamdulillah, doaku didengar Allah.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Popular Posts

Powered by Blogger.

Apakah blog ini bermanfaat?

Translate

Copyright © Ummi Waffa Dan Tulisan | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com