Friday 28 October 2016

Hidupmu di Ujung Dentingan Waktu (P4)




Sesungguhnya waktu itu berjalan tak kenal mundur.
Ingin rehat sejenak tapi itu juga bukan solusi agar semua impian mampu terwujud. Dalam pelaksanaannya, malah waktu yang singkat mampu menghasilkan beberapa hal besar.
Ah… perempuan.
Bila kodratmu sebagai seorang yang bersuami, kau harus meluangkan waktu dari dirimu untuk melayani suami secara ikhlas agar keridhaan Allah dan suami atas dirimu dapat menjadi jembatan dirimu menempuh surga dunia dan akhirat.
Duhai perempuan…
Bila kodratmu sebagai gadis lajang yang tiada kunjung datang pendamping hidup, tugasmu adalah tawakkal dan menjaga kesucianmu hingga kelak kau akan dihadiahkan seorang bidadari surga sebagai suamimu yang abadi.
Wahai perempuan…
Jika kodratmu dijadikan sebagai seorang istri dan kau diserahkan tanggung jawab untuk merawat seorang atau beberapa anak manusia dari benih suamimu, maka segenap tenaga dan perasaan harus kau gadaikan demi kebahagiaan dirimu, anakmu,dan suamimu. Malah, bila keluarga suamimu merupakan keluarga besar, kau harus menyiapkan diri beserta tenaga ekstra untuk menyejajarkan diri dengan mereka.
Lirik olehmu didapur, kau harus menyiapkan hidangan tiga waktu untukmu, anak dan suamimu.
Lalu, jangan berhenti dulu bila
piring dan lainnya belum dalam keadaan bersih.
Tanganmu pun belum bisa berhenti apabila melihat meja tempatmu bekerja tadi belum bersih, yah… kompornya sekalian.
Duh… pijakan dikakimu menjadi kotor dan berserakan beberapa kotoran, maka, jangan malu duhai perempuan untuk mengambil sapu dan mulailah membersihkan dengan memerlukan waktu beberapa menit. Ingat! Dalam menit-menit itu kau bukan dikatakan duduk.
Saat kau berada di ruangan kamar, kau lihat pakaian yang bertumpuk pada gantungan disana? Cepat ambil olehmu dan bersihkanlah.
Mending bila ketersediaan air dirumahmu nyaman, dan mesin cuci ada, kau tinggal menekan tombol, selesai deh urusan.
Jika tidak, usahamu harus maksimal juga.
Duhai perempuan,
Jika kau juga seorang pekerja, maka kau harus buru-buru menyiapkan semua urusan rumahmu, bersama suamimu, dan anakmu, baru setelahnya kau bisa pergi apabila suami memberi izin untukmu.
Oh… perempuan.
Kau selalu mengejar waktu.
Atau kau takut ditinggalkan waktu?
Atau? Apa?
Waktu yang menyuruhmu tidak boleh berhenti?
15 Februari 2016
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Popular Posts

Powered by Blogger.

Apakah blog ini bermanfaat?

Translate

Copyright © Ummi Waffa Dan Tulisan | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com