Edisi kali ini adalah tentang generasi-generasi masa lampau!
Semoga menikmati.
Belumkah
datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka,
(yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk)
negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan
membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya
mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS.
At-Taubah: 70)
Apa yang
telah terjadi antara Syu’aib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan
hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan diatas. Reaksi
dari suku Syu’aib terhadap Syu’aib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman
kepada Allah dan menghentikan semua tindakan ketidakadilan yang telah mereka
lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah menarik :
Dan kepada
(penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu’aib, Ia berkata: “Hai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan jaganlah kamu kurangi
takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik
(mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang
membinasakan (kiamat).”
Dan Syu’aib
berkata: “hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan
janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu
berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Sisa
(keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang
beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu.
Mereka
berkata: “Hai Syu’aib, apakah sembahanmu yang menyuruh kamu agar meninggalkan apa
yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami
kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat
penyantun lagi berakal.
Syu’aib
berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata
dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah
aku menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku
larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan
selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan
(pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah
aku kembali.
Hai kaumku,
janganlah hendakya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu
menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum
Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.
Dan mohonlah
ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Penyayang lagi maha Pengasih.
Mereka
berkata: “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang
benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami
telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami.
Syu’aib
menjawab: “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu
daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang
dibelakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu
kerjakan”.
Dan (dia
berkata): “Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhya akupun
berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang
menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (tuhanku),
sesungguhnya akupun menungu bersama kamu.”
Dan tatkala
datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim
dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati
bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di
tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud
yang telah binasa. (QS Huud 84-95).
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf 109-111)
0 komentar:
Post a Comment